– Ketika Adam dan Hawa tinggal di surga, setan menggoda keduanya untuk memakan buah yang diharamkan oleh Allah bagi keduanya, sebagaimana dalam firman-Nya,“Kemudian setan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai Adam, maukah kau kutunjukkan pohon khuldi dan kekuasaan yang tidak akan binasa?” Thaha 20 120Ketika keduanya tergoda dan memakan buah terlarang itu, maka tampaklah aurat keduanya. Mereka menutupi dirinya dengan dedaunan surga agar tidak terlihat auratnya. Mereka menjadikan dedaunan itu sebagai mengecam Adam atas perbuatannya, sehingga Adam dan Hawa menyesal atas kemaksiatan yang dilakukannya, yakni menentang perintah Allah. karena itu, Allah menghukum Adam dan istrinya Hawa dengan mengusir keduanya dari surga dan di turunkan ke bumi, demikian juga iblis. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“Lalu keduanya digelincir oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” Al-Baqarah 2 36Adam dan istrinya berdoa kepada Allah agar dibukakan pintu maaf dan ampunan. Seperti termaktub dalam Kitabullah,“Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” Al-A’raf 7 23Ayat tersebut menujukkan bahwa Adam dan Hawa ketika berdoa untuk meminta maaf dan ampunan, dilakukannya di dalam surga sebelum diturunkan ke bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” Allah berfirman, “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan tempat mencari kehidupan di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” Al-A’Raf 7 23-24Allah mengabulkan permohonan ampunan Adam dan Hawa, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,Kemudian Adam menerimanya beberapa titah dari Tuhannya maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Al-Baqarah 2 37Mujahid berkata, “Kalimat-kalimat itu adalah, Allahumma la ilaha illa anta subhanaka wa bihamdika, Rabbi inni zhalamtu nafsi fighfir li innaka khairur rahimin. Allahumma la ilaha illa anta subhanaka wa bihamdika, Rabbi inni zhalamtu nafsi, fatub alayya innaka anta tawwabur rahim.’ Wahai Allah yang tiada tuhan selain Engkau, Mahasuci dan pujian bagi Engkau. Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Palingkasih diantara yang pengasih. Wahai Allah yang tiada Tuhan selain engkau, Maha suci dan pujian bagi Engkau. Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah diriku, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Lagi Maha Penyayang. Lihat Qashash Al-Anbiya’ karangan Ibnu Katsir.Ibnu Abbas berkata, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” Al-Baqarah 2 37“Adam berkata, Wahai Tuhan, tidakkah Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu?”Allah menjawabnya, “Benar.”Adam berkatam “Bukanlah Engkau telah tiupkan ruhku dari ruh-Mu?” Allah menjawab, “Benar,”Adam berkata, “Bukanlah ketika aku bersin, Engkau berkata semoga Allah menyayangimu,’ dan rahmat-Mu mendahului kemarahan-Mu?” Allah menjawab, “Benar.”Adam berkata, “Bukanlah Engkau mewajibkan kepadaku untuk melakukan ini?” Allah menjawab, “Benar.”Adam berkata, “Bagaimana pendapat-Mu jika aku bertobat, apakah Engkau akan mengembalikanku ke surga?” Allah menjawab, “Ya.” HR. Hakim“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”
sembunyisembunyi terus menerus tanpa henti, tak pernah satu-satu saling mengerti mungkin ia tau perasaanku dan tentu aku tau perasaannya. bagaimana seterusnya tetap begitu. jarak tak terlalu jauh hanya jendela dengan jendela namun kata-kata seakan tak pernah bertemu. hanya saling pandang dan curi-curi. sifat sama dan seakan tak ada yang bisa mengalah danAkutelah berjalan sejauh ini, yang tentu saja tidak sejalan dengan jalan yang teman-temanku ambil. Aku berada di jalan ini berjalan dengan segala hal yang ada di pundakku saat ini. maka keinginanku menjadi ketua di salah satu program kerja HMJA harus aku kubur dan mengalah fokus pada PIA saat itu. Tapi dengan berjalannya acara yang cukupTapiaku masih sangat bersyukur, karena aku yakin ini adalah jalan hidup yang terbaik yang telah Engkau takdirkan untuk ku. Kau ciptakan malaikat yang sangat berhati mulia, yang tak kenal lelah untuk merawat dan menghadapi kelakuan ku, dan malaikat yang penuh kasih sayang tulus abadi untuk anak-anaknya, itulah sosok seorang Mama dimataku. Akumarah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu .